PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM PANDANGAN RUMUSAN NCTM (National Council of Teacher of Mathematics)
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang dirancang untuk menghasilkan belajar (Gagne, Briggs, & Warge, 1992). Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (Hamzah R. Uno, 2010: 83). Selanjutnya Burns, Dimock & Martinez (2000:1) menyatakan pembelajaran adalah proses aktif dan reflektif dari berfikir, kegiatan, dan pengalaman untuk menciptakan pengetahuan baru serta tujuan lain. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah peristiwa memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai tujuan hendak dicapai Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan dunia pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan untuk berargumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesai masalah sehari-hari. Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sudah sewajarnya matematika menjadi pelajaran wajib yang perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa di sekolah-sekolah. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa yang akan datang tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan (Hudojo, 1998:1).
Menurut Wardani, Sri ( 2005:1) Saat ini pembelajaran matematik hendaknya lebih mengutamakan pada pengembangan daya matematika siswa yang meliputi kemampuan menemukan kembali (reinvention), menyusun konjektur dan menalar secara logic (mathematical reasoning), menyelesaikan soal yang tidak rutin dan menyelesaikan masalah (mathematical problem solving), berkomunikasi secara matematik (mathematical communication), dan mengaitkan idea matematik dengan kegiatan intelektual lainnya(mathematical connection ).
Menurut Pinellas County Schoolls, Division of Curriculum And Instruction Secondary Mathematics daya matematis meliputi :
a. Standar Prosess (Process Standard) , yaitu tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran matematika, meliputi: kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan berargumentasi (reasoning), kemampuan berkomunikasi (communication), kemampuan membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi ( representation);
b. Ruang lingkup materi (Content Strand), adalah kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum sesuai tingkat pembelajaran siswa, bagi Indonesia ruang lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SMA/MA meliputi aspek-aspek Logika, Aljabar, Geometri, Trigonometri, Kalkulus, Statistika, dan Peluang;
c. Kemampuan matematis (mathematical abilities), yaitu pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk dapat melakukan manipulasi matematika meliputi pemahaman konsep dan pengetahuan prosedural.
B. Pendidikan Matematika Dalam Pandangan Rumusan NCTM ( National Council of Teacher of Mathematics )
Pada bulan april tahun 2000, National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) mengeluarkan Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah (Principles and standars for School Mathematics), yang merupakan revisi dari dokumen aslinya yang dikeluarkan 11 tahun sebelumnya pada tahun 1989. Dengan dokumen ini NCTM melanjutkan untuk mengarahkan perubahan dalam bidang pendidikan matematika, tidak hanya di Amerika Serikat dan Kanada tetapi juga di seluruh dunia.
Momentum untuk perubahan dalam bidang pendidikan matematika mulai di awal tahun 1980-an. Para pendidik merespons perubahan "kembali ke dasar" (back to basics). Sebagai salah satu hasilnya, pemecahan soal menjadi bagian penting dalam kurikulum matematika. Teori-teori dari Piaget dan para ahli psikologi perkembangan yang lain membantu mengarahkan penelitian tentang bagaimana cara terbaik belajar matematika bagi anak-anak.
Momentum ini menjadi bahan pemikiran di tahun 1989 ketika NCTM menerbitkan Standar Kurikulum dan Evaluasi Matematika Sekolah (Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics) dan era perubahan dalam matematika dimulai. Hal ini terus berlanut hingga kini. Tidak ada dokumen lain yang mempunyai penga ruh sebesar dokumen dari NCTM terhadap pendidikan matematika ataupun bidang lain dalam kurikulum. Pada tahun 1991 NCTM menerbitkan Standar Profesional untuk Mengajar Matematika (Professional Standatds for Teaching Mathematics). Standar Profesional menjelaskan visi tentang mengajar matematika dan membuahkan pemikiran yang termuat di dalam Standar Kurikulum bahwa matematika yang baik dan penting merupakan visi untuk semua anak, bahkan untuk sebagian saja. NCTM melengkapi dokumen dengan menerbitkan Standar Penilai an Matematika Seko lah (Assessment Standards for School Mathematics) pada tahun 1995. Standar Penilaian menunjukkan dengan jelas perlunya mengintegrasikan penilaian dengan pengajaran dan menyatakan peran kunci penilaian dalam menjalankan perubahan. Dari tahun 1989 sampai 2000 ketiga dokumen ini telah mengarahkan gerak perubahan dalam pendidikan matematika. Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Seko lah merupakan versi baru dari gabungan ketiga dokumen standar.
Harus diakui bahwa visi dari Standar Kurikulum tahun 1989 hingga kini masih belum terealisasi meskipun perubahan ke arah perbaikan telah banyak dilakukan. Pe rubahan dapat dilihat meskipun lambat. Tekanan-tekanan politik sering tidak mendukung. Meskipun lambat pe rubahan dalam pendidikan matematika di sekolah terus berlanjut. Perubahan ini tidak seperti pegas yang akan bergerak mundur.
Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah dirancang untuk memberi petunjuk dan arahan bagi para guru dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pendidikan matema tika dari kelas pra-Taman Kanak-kanak (Pra-TK) sampai kelas 12. Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa pemikiran atau ide yang dapat Anda temui di dalam dokumen Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah.
Salah satu ciri yang paling penting dari Prinsip-prinsip dan Standar Matematika Sekolah adalah adanya enam prinsip dasar untuk mencapai pendidikan matematika yang berkualitas tinggi, yakni:
Keunggulan dalam pendidikan matematika membutuhkan kesetaraan-harapan yang tinggi dan dukungan yang kuat untuk semua siswa (NCTM, 2000, hal. 12).
Pesan yang kuat dari Prinsip Kesetaraan adalah harapan yang tinggi untuk semua siswa. Semua siswa harus mempunyai kesempatan dan dukungan yang cukup untuk belajar matema tika tanpa memandang karakteristik personal, latar belakang, ataupun hambatan fisik" (hal. 12). Pesan tentang harapan yang tinggi untuk semua siswa terjalin dengan setiap prinsip yang lain dan dengan dokumen secara keseluruhan.
Kurikulum lebih dari sekedar kumpulan aktivitas: kuri kulum harus koheren, difokuskan pada matematika yang penting, dan berkaitan dengan baik antar tingkat kelas. (NCTM), 2000, hal. 14).
Koheren berkaitan dengan pentingnya membangun atau mengembangkan pengajaran seputar "ide-ide besar" baik di dalam kurikulum maupun di dalam pengajaran di kelas. Para siswa harus dibantu untuk melihat bahwa matematika merupakan sesuatu yang utuh dan teljalin, bukan kumpulan dari bagian-bagian yang saling lepas.
Ide-ide matematika "penting" jika ide-ide tersebut berguna dalam pengembangan ide yang lain, menghubung kan ide yang satu dengan ide lainnya, atau membantu mengilustrasikan mata pelajaran matematika sebagai usaha manusia.
Mengajar matematika yang efektif memerlukan pe mahaman tentang apa yang siswa ketahui dan perlukan untuk belajar dan kemudian memberi tantangan dan mendukung mereka untuk mempelajarinya dengan baik (NCTM, 2000, hal. 20).
Apa yang siswa pelajari hampir seluruhnya tergantung pada pengalaman guru mengajar di dalam kelas setiap harinya. Untuk meneapai pendidikan matematika yang berkualitas tinggi para guru harus; (l) memahami secara mendalam matematika yang mereka ajarkan; (2) memahami bagaimana siswa belajar matematika, termasuk di dalamnya mengetahui perkembangan matematika siswa secara individual; dan (3) memilih tugas-tugas dan strategi yang akan meningkatkan mutu proses pengajaran. "Tugas para guru adalah mendorong -iswanya untuk berfikir, bertanya, menyelesaikan soal, dan mendiskusikan ide-ide, strategi, dan penyelesaian siswanya" hal 18).
Para siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. (NCTM,2000, hal. 20).
Prinsip ini didasarkan pada dua ide dasar. Yang pertama, belajar matematika dengan pemahaman adalah penting. Belajar matematika tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung tetapi juga memerlukan kecakapan untuk berfikir dan beralasan secara matematis untuk menyelesaikan soal- soal baru dan mempelajari ide-ide baru yang akan dihadapi siswa di masa yang akan datang.
Yang kedua, prinsip-prinsip ini dengan sangat jelas menyatakan bahwa siswa dapat belajar matematika dengan pemahaman. Belajar ditingkatkan di dalam kelas dengan cara para siswa diminta untuk menilai ide-ide mereka send iri atau ide-ide temannya, didorong untuk membuat dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkan keterampilan memberi alasan yang logis.
Penilaian harus mendukung pembelajaran matematika yang penting dan memberi informasi yang berguna bagi guru dan siswa. (NCTM, 2000, hal. 22).
Dalam bahasa pengarang, prinsip ini menyatakan bahwa "Penilaian harus tidak semata-mata untuk menilai siswa, tetapi harus dimanfaatkanjuga untuk siswa, yakni untuk men garahkan dan meningkatkan belajarnya" (hal 22). Penilaian yang berlangsung terus-menerus akan menyampaikan kepada siswa matematika apa yang penting. Penilaian yang melibat kan pengamatan yang terus-menerus dan interaksi siswa akan mendorong siswa untuk menyampaikan dan menjelaskan gagasan dengan lanear. Umpan balik dari peni!aian harian akan membantu siswa mencapai tujuannya dan menjadikan mereka tidak selalu bergantung kepada orang lain.
Penilaian sebaliknya juga sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan pengajaran. Dengan terus menerus mengumpulkan informasi tentang perkembangan dan pema haman siswa, guru dapat membuat keputusan yang lebih baik yang mendukung proses belajar siswa. Agar penilaian efektif, guru harus menggunakan berbagai maeam teknik, memahami tujuan dengan baik, dan mempunyai pemikiran yang baik tentang bagaimana siswanya memikirkan matematika yang sedang diajarkan.
Teknologi penting dalam belajar dan mengajar matematika; teknologi mempengaruhi matematika yang dia jarkan dan meningkatkan proses belajar siswa. (NCTM, 2000, hal. 24).
Kalkulator dan komputer harus dilihat sebagai alat yang penting dalam belajar dan mengerjakan matematika di kelas. Teknologi memungkinkan siswa untuk memfokuskan diri pada ide-ide matematika, pemahaman, dan menyelesaikan soal yang tidak mungkin dikerjakan tanpa bantuan kalkulator atau komputer. Teknologi meningkatkan proses belajar matematika karena memungkinkan eksplorasi yang lebih luas dan mem perbaiki penyajian ide-ide matematika. Dengan teknologi, lebih banyak soal yang dapat dipecahkan. Dengan teknologi juga memungkinkan siswa tertentu untuk mengesampingkan bagian yang kurang penting sehingga waktunya dapat dipakai untuk memahami bagian matematika yang penting.
Struktur dari Prinsip-prinsip dan Standar dari NCTM menekankan pada keberlanjutan matematika pada semua kelas, dari Pra-TK sampai kelas 12. Porsi terbesar dari Prinsip-prinsip dan Standar dikembangkan atas dasar sepuluh standar: lima standar isi dan lima standar proses. Bab 3 membantu pembaca memahami masing-masing standar dari sudut pandang kurikulum kelas Pra-TK sam pai kelas 12. Pandangan umum ini diikuti bab-bab yang menguraikan secara lebih rinci tentang setiap standar yang dikelompokkan menjadi empat kelompok: Pra- TK - kelas 2, kelas 3-5, kelas 6-8 dan kelas 9-12.
l · Aljabar
l · Geometri
l · Pengukuran
l · Analisis Data dan Probabilitas
Setiap standar isi memuat sejumlah tujuan yang berlaku untuk semua kelompok kelas. Setiap bab untuk masing- masing kelompok memuat harapan-harapan khusus yang harus diketahui siswa.
Meskipun lima standar isi yang sama berlaku untuk semua kelas, tetapi Anda jangan menyimpulkan bahwa setiap isi mempunyai bobot atau penekanan yang sama pada setiap kelompok kelas. Bilangan dan operasinya adalah bagian isi terbesar untuk Pra- TK sampai kelas 5, dan juga merupakan bagian penting untuk kelas 6-8 dan semakin berkurang pada kelas 9-12. Penekanan ini digambarkan dalam buku ini di mana Bab 9-14 dan 16-19 membahas isi yang dijumpai dalam standar untuk Bilangan dan Operasinya.
Aljabar secara jelas diberikan kepada semua kelas. Dahulu keadaannya tidak seperti ini. Sekarang kebanyakan negara bagian dan propinsi memasukkan aljabar pada setiap kelas.
Geometri dan Pengukuran merupakan bagian yang terpisah. Hal ini menunjukkan pentingnya mas ing-masing topik dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah.
l · Pemecahan Soal
l · Pemahaman dan Bukti
l · Komunikasi
l · Hubungan
l · Penyajian
Standar proses merujuk kepada proses matematika yang mana melalui proses tersebut siswa memperoleh dan meng gunakan pengetahuan matematika. Kelima standar proses harus tidak dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari standar isi dalam kurikulum matematika. Kelima standar proses mengarahkan metode -metode atau proses-proses untuk mengerjakan seluruh matematika, oleh karena, itu harus dilihat sebagai kompo nen-komponen integral dengan pembelajaran dan pengajaran matematika.
Mengajar matematika yang mencerminkan kelima standar proses merupakan pengertian terbaik dari "mengajar matematika menurut Standar NCTM".
1. Pemecahan Soal
Standar pemecahan soal menyatakan bahwa semua Siswa harus "membangun pengetahuan matematika baru melalui pemecahan soal" (NCTM, 2000, hal. 52). Pernyataan ini dengan jelas mengindikasikan bahwa pemecahan soal harus dipandang sebagai sarana siswa mengembangkan ide-ide matematika. Mempelajari dan mengerjakan matematika sewaktu Anda menyelesaikan saal mungkin merupakan perbedaan yang paling signifikan dalam apa yang Standar indikasikan dan merupakan cara yang paling mungkin untuk memperoleh pengalaman matematis.
2. Pemahaman dan Bukti
Jika pemecahan soal merupakan fokus dari matematika. maka pemahaman merupakan cara berfikir logis yang mem bantu kita memutuskan apakah dan mengapa jawaban kita logis. Para siswa perlu mengembangkan kebiasaan memberi argumen atau penjelasan sebagai bagian utuh dari setiap penyelesaian. Menyelidiki jawaban merupakan proses yang dapat meningkatkan pemahaman konsep. Kebiasaan mem beri alasan dapat dimulai dari tingkat TK. Tetapi tidak ada kata terlambat bagi siswa untuk belajar mempertahankan ide melalui memberi alasan yang logis.
3. Komunikasi
Standar komunikasi menitikberatkan pada pentingnya dapat berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelas kan konsep-konsep matematika. Belajar berkomunikasi dalam matematika membantu perkembangan interaksi dari pengungkapan ide-ide di dalam kelas karena siswa belajar dalam suasana yang aktif. Cara terbaik untuk berhubungan dengan suatu ide adalah mencoba menyampaikan ide tersebut kepada orang lain.
4. Hubungan
Standar hubungan mempunyai dua arah yang berbeda. Pertama, standar berkenaan dengan hubungan di dalam dan antar ide matematika. Sebagai contoh, pecahan dihubung kan dengan desimal dan persen. Siswa harus dibantu untuk melihat bagaimana suatu ide dalam matematika dibangun di atas ide lainnya.
Kedua, matematika harus dihubungkan dengan dunia nyata dan mata pelajaran yang lain. Anak-anak sedapat mungkin me lihat bahwa matematika memegang peranan penting dalam seni, sains, dan ilmu-ilmu sosial. Hal ini menyarankan agar matema tika sering dikaitkan dengan mata pelajaran lain dan penerapan matematika dalam kehidupan nyata harus diungkap.
5. Penyajian
Simbol, bagan, grafik, dan diagram merupakan metode yang sangat baik untuk menyajikan ide-ide dan hubungan dalam matematika. Simbol, bersama dengan alat peraga seperti bagan dan grafik, harus dipahami oleh siswa sebagai cara untuk mengkomunikasikan ide-ide dalam matematika kepada orang lain. Simbol, grafik, bagan, dan alat-alat peraga lainnya juga merupakan media pembelajaran yang sangat berguna. Mengubah satu penyajian ke dalam bentuk penyajian yang lain merupakan cara yang penting untuk menambah pema haman terhadap suatu ide.
3) Standar Profesional untuk Mengajar Matematika
Meskipun Prinsip-prinsip dan Standar NCTM memuat prin sip-prinsip mengajar dan penilaian, tetapi tekanannya pada kurikulum. Berbeda dengan Prinsip-prinsip dan Standar, Standar Profesional untuk Mengajar Matematika menitik beratkan pada pengajaran. Standar Profesional menyatakan bahwa guru harus mengubah pendekatan pengajarannya dari pengajaran terpusat pada guru menjadi pengajaran terpusat pada siswa. Dokumen ini menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam pengajaran.
Bagian pendahuluan dari Standar Profesional memuat lima perubahan pokok dalam pengajaran matematika yang diperlukan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan matematikanya. Guru perlu:
· Mengubah kelas dari sekedar kumpulan siswa menjadi komunitas matematika.
· Menjadikan logika dan bukti matematika sebagai alat pembenaran dan menjauhkan otoritas guru untuk me mutuskan suatu kebenaran.
· Mementingkan pemahaman daripada hanya mengingat prosedur.
· Mementingkan membuat dugaan, penemuan dan pemecahan soa1 dan menjauhkan dari tekanan pada penemuan jawaban secara mekanis.
· Mengaitkan matematika, ide-ide dan aplikasinya, dan tidak memperlakukan matematika sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang terasingkan.
Standar Profesional untuk Mengajar Matematika memuat bab-bab tentang pengajaran, perkembangan pengajaran, pengembangan profesiona1, dan pendukung yang diperlukan untuk pengajaran. Bab-bab tentang pengajaran sangat ber guna. Bab-bab tersebut memuat enam standar untuk mengajar matematika. Standar-standar ini berkaitan dengan pemilihan tugas untuk pembelajaran dan berkaitan dengan situasi di dalam kelas yang interaktif dimana siswa dilibatkan dalam proses memahami matematika. Kondisi ini, dimana siswa bekerja sebagai komunitas pe1ajar matematika, merupakan komponen yang tak terpisahkan dari pendekatan pengajaran matematika.
4) Standar Penilaian Matematika Sekolah
Standar Penilaian Matematika Sekolah dipublikasikan ta hun 1995, merupakan dokumen terakhir dari tiga dokumen standard NCTM. Dokumen Standar Penilaian tidak berisi pe tunjuk bagaimana menilai, tetapi berisi pengetahuan tentang filosofi dan maksud peni1aian. Dokumen ini memuat enam standar peni1aian dan menje1askan secara rinci empat tujuan peni1aian, yaitu: untuk memonitor kemajuan siswa, untuk membantu menyiapkan pengajaran, untuk menilai prestasi siswa, dan untuk menilai program.
Pesan yang tidak boleh dilupakan dari dokumen Standar Penilaian adalah bahwa penilaian dan pengajaran bukanlah dua aktivitas yang terpisah, tetapi merupakan dua hal yang terjalin secara erat untuk memperbaiki pembelajaran matematika.
5) Pengaruh dan Tekanan terhadap Perubahan
NCTM te1ah memberikan kepemimpinan utama dan visi untuk perubahan dalam pendidikan matematika. Akan tetapi tidak ada yang mengontro1 arah perubahan. Perbandingan prestasi siswa baik tingkat nasional maupun internasional menjadi terus menjadi berita utama, memancing opini public, dan menekan badan legislatif untuk meminta standar nilai mate matika yang lebih tinggi yang ditunjukkan dengan hasil tes. Tekanan dari kebijakan mengenai tes yang ditujukan kepada para sekolah, yang akhirnya ditujukan kepada para guru, sering mempunyai dampak kuat pada pengajaran yang berbeda dengan visi dari Standar NCTM. Sebagai tambahan terhadap tekanan ini, terdapat juga pengaruh yang kuat dari buku-buku teks dan materi kurikulum yang disediakan oleh guru yang sering tidak sejalan dengan standar.
Dari pandangan NCTM terhadap pendidikan matematika di atas, maka National Council of Teaching Mathematics (2000) merumuskan tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah: (1) komunikasi matematis; (2) penalaran matematis; (3) pemecahan masalah; (4) koneksi matematis; dan (5) representasi matematis.
Tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan Indonesia tersirat dengan jelas keinginan yang ingin dicapai yaitu: (1)Kemampuan pemecahan masalah (problem solving); (2)Kemampuan berargumentasi atau bernalar (reasoning); (3)Kemampuan berkomunikasi (Communication);(4)Kemampuan membuat koneksi (Connection); (5)Kemampuan representasi (Representation).
Kelima hal tersebut oleh NCTM (1989:1) dikenal dengan standar proses daya matematik (mathematical power procces standards ). NCTM mendefinisikan daya matematik sebagai, “ Mathematical power includes the ability to explore, conjecture, and reason logically, to solve non-routin problems, to communicate about and through mathematics, and to connect ideas within mathematics and between mathematics and other intellectually activity”. Daya matematik merupakan kemampuan matematik untuk menggali pengetahuan dalam matematik, menyusun konjengtur, berpikir secara logis, dan menyelesaikan masalah yang tidak rutin, serta mampu berkomunikasi dan membuat koneksi serta representasi dari topik dalam matematik maupun dengan ilmu pengetahuan lain.
Kurikulum 2006 (BSNP) menjelaskan bahwa :
“Matematika adalah mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali para siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, kreatif serta kemampuan kerja sama, agar dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti dan kompetitif”.
Tujuan pembelajaran matematika seperti yang diuraikan dalam Kurikulum 2006 (BSNP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
Tujuan pembelajaran matematika di atas menggambarkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berkembang baik secara materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penguasaan materi matematika harus ditanamkan sejak dini. Sehingga siswa mempunyai dasar ilmu untuk dikembangkan dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi saat ini dan masa yang akan datang.
Mata pelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 (BSNP, 98) meliputi aspek-aspek sebagai berikut : bilangan, geometri, pengukuran dan pengolahan data.
2. Pentingnya Matematika dalam Kurikulum 2013
Dalam penerapannya, tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan NCTM yaitu (1) komunikasi matematis; (2) penalaran matematis; (3) pemecahan masalah; (4) koneksi matematis; dan (5) representasi matematis, tertuang secara umum dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar secara khusus. Terkait dengan pembelajaran matematika, perubahan orientasai dan pengembangan kurikulum tersebut dimulai dengan perubahan struktur kurikulum. Kurikulum 2013 SMA menempatkan matematika sebagai mata pelajaran (mapel) dengan porsi jam terbanyak dibandingkan kurikulum sebelumnya yang pernah ada di Indonesia. Matematika ada dalam kelompok mapel wajib, peminatan, maupun pilihan.
Matematika wajib diberikan untuk semua kelompok peminatan (MIPA, IPA, Bahasa), matematika peminatan hanya wajib bagi kelompok peminatan MIPA, sementara matematika sebagai mapel pilihan, merupakan mapel lintas minat (bagi kelompok peminatan IPS dan Bahasa) dan mapel pendalaman (bagi kelompok peminatan IPA di kelas XII).
Alokasi jumlah jam per minggu mapel matematika untuk setiap tingkatan dan kelompok peminatan dalam struktur kurikulum 2013 SMA adalah sebagai berikut:
Alokasi jumlah jam per minggu mapel matematika untuk setiap tingkatan dan kelompok peminatan dalam struktur kurikulum 2013 SMA adalah sebagai berikut:
Kls
|
Peminatan
|
Wajib
(jam/mg)
|
Peminatan
(jam/mg)
|
Pilihan: LintasMinat
(jam/mg)
|
Pilihan: Pendalaman
(jam/mg)
|
Maksimum
JmlJam/mg
|
X
|
MIPA
|
4
|
3
|
-
|
-
|
7
|
IPS
|
4
|
-
|
3
|
-
|
7
| |
Bahasa
|
4
|
-
|
3
|
-
|
7
| |
XI
|
MIPA
|
4
|
4
|
-
|
-
|
8
|
IPS
|
4
|
-
|
4
|
-
|
8
| |
Bahasa
|
4
|
-
|
4
|
-
|
8
| |
XII
|
MIPA
|
4
|
4
|
-
|
4
|
12
|
IPS
|
4
|
-
|
4
|
-
|
8
| |
Bahasa
|
4
|
-
|
4
|
-
|
8
|
Perubahan struktur kurikulum tersebut tentunya harus diikuti dengan perubahan paradigma dan orientasi pembelajaran yang ditunjukkan dengan perubahan pada tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan proses penilaian.
Mencermati tabel diatas, para pengembang kurikulum 2013 seolah memberikan isyarat dan penegasan betapa pentingnya matematika dalam kurikulum sekolah, hal ini menimbulkan pertanyaan, analisa, bahkan pro dan kontra dikalangan praktisi pendidikan khususnya guru.
Mencermati tabel diatas, para pengembang kurikulum 2013 seolah memberikan isyarat dan penegasan betapa pentingnya matematika dalam kurikulum sekolah, hal ini menimbulkan pertanyaan, analisa, bahkan pro dan kontra dikalangan praktisi pendidikan khususnya guru.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar