Minggu, 29 November 2015

ESSAY: SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU


SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU
Setiap orang pasti memiliki pengalaman hidup, entah itu pengalaman yang menyenangkan maupun menyusahkan, baik maupun buruk. Dan setiap manusia pasti pernah memiliki harapan dan cita-cita. Dari pengalaman itu kita pasti pernah merasakan yang sangat berkesan dalam arti yang positif, dan terkadang kita tersenyum ketika mengingatnya kembali. Lalu bagaimana jika yang berkesan itu merupakan harapan dan cita-cita kita selama ini, maka kita pasti mengganggapnya bahwa itu adalah kesuksesan walupun orang-orang di sekitar kita menganggap bahwa itu biasa-biasa saja bagi mereka. Dan terkadang juga kita menganggap biasa namun di sisi lain mereka menganggap bahwa itu merupakan kesuksesan dan pencapaian yang luar biasa. Maka kesuksesan itu relatif, tergantung dari paradigma dan kondisi seseorang yang mengalaminya. Setiap orang berbeda cara merasakan dan memberikan arti dari kesuksesan itu.
Beranjak dari itu saya akan menguraikan pengalaman berkesan dalam hidup saya yang merupakan suatu kesuksesan bagi saya. Selama ini ada beberapa kesuksesan yang pernah saya capai walau sebagian orang menggapnya itu bukan kesuksesan, yaitu; dulu saya sangat berharap bisa mengaji dan mengkhatamkan Alquran dan alhamdulillah saya bisa, sejak SMP saya mengikuti lomba cerdas-cermat dan lolos sampai tingkat kabupaten, peringkat pertama sejak kelas VII s.d kelas IX SMP, lulus UN SMP, lomba cerdas-cermat UUD tingkat provinsi, selalu masuk peringkat tiga besar di SMA,  serta lulus UN SMA. Dan ada satu lagi kesuksesan yang baru-baru saya capai sekaligus merupakan Kesuksesan Terbesarku yang tercapai untuk saat ini yaitu bisa mengenyam Pendidikan di bangku kuliah dan menjadi sarjana. Mengapa ini saya anggap sebagai kesuksesan terbesarku sampai saat ini karena sejak SMP saya sangat berharap bisa kuliah dan menjadi sarjana, satelah itu sejak SMA saya bercita-cita untuk menjadi dosen.
Mungkin saat ini mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi oleh sebagian orang menganggapnya hal biasa-biasa saja. Namun kenyataanya itulah kesuksesan terbesarku saat ini, mangapa tidak..!!? dengan kesarjaan saya, ibu saya pernah berkata bahwa dia ibaratnya telah naik haji ketika saya menyandang gelar sarjana. Memang berlebihan namun lagi-lagi itulah kenyataan. Saya adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, kakak saya yang pertama hanya tamatan SMP, kakak saya yang kedua dan ketiga tidak tamat SD dan kakak saya yang keempat hanya tamatan SD, sedangkan adik saya yang pertama alhamdulillah sudah kuliah semester 2 dengan biaya sendiri (kuliah sambil kerja) dan pernah menganggur selama dua tahun.Salah satu faktornya disebabkan waktu itu saya baru semester empat dan orang tua tidak mampu membiayai kami berdua untuk kuliah. Kemudian adik saya yang kedua baru kelas enam SD insya Allah beberapa bulan kedepan masuk SMP. Maka dari itulah gelar sarja merupakan kesuksesan yang besar bagiku dan juga keluargaku terutama ibu dan bapak saya.
Selain itu, saya juga sempat putus sekolah setelah tamat SD selama satu tahun disebabkan karena minat saya untuk lanjut kurang, kemudian juga faktor sekolahnya yang jauh dari rumah sekitar 12 km ditambah lagi tidak ada kendaraan umum. Setelah satu tahun berlalu di desa saya ada sekolah swasta terbuka (SMP Islam Al-huda) sekarang SMPNegeri 2 Sarjo,karena berkat dorongan orang tua dan keluarga akhirnya saya mendaftar.Pada saat itu siswanya lumayan banyak ada sekitar 54 orang dan didominasi oleh siswa yang pernah menganggur sekitar 70% termasuk saya. Namun setelah kelas IX jumlah kami hanya 15 siswa disebabkan sebagian besar putus di tengah jalan dan kami yang 15 siswa itu menjadi alumni pertama di sekolah itu serta menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Alhamdulillah..!
Kondisi sekolah tidak menyurutkanku untuk malas ke sekolah.Dimana sekolah kami waktu itu hanya empat ruangan, 3 ruang kelas dan satunya kantor, berdinding papan berjendela kawat, guru kami hanya satu orang yang PNS dari 9 orang guru yaitu Kepala sekolah, namun mereka semua adalah pahlawan bagiku karena dari sinilah awalnya semangat saya muncul untuk sekolah dan besar harapan saya waktu itu untuk bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Sehingga semangat belajarku juga bertambah alhasil peringkat pertama saya pertahankan sampai kelas IX dan sempat menjadi ketua OSIS serta terpilih menjadi peserta cerdas-cermat mewakili kecamatan saya ketingkat kabupaten. Kemudian saya lanjut SMA di kabupten Polewali Mandar, sebab dulu SMA/ sederajat tidak ada di kampung hanya di kota yang berjarak sekitar 50 km dari rumah.
Setiap insan adalah Subjek bagi kehidupannya sendiri sekaligus menjadi Objek bagi kehidupan orang lain, kesuksesan di dunia ini adalah hidup untuk kehidupan itu sendiri. Namun hakikat kesuksesan adalah meraih Jannah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar