SUKSES TERBESAR DALAM
HIDUPKU
Setiap
orang pasti memiliki pengalaman hidup, entah itu
pengalaman yang menyenangkan maupun menyusahkan, baik maupun buruk. Dan setiap
manusia pasti pernah memiliki harapan dan cita-cita. Dari pengalaman itu kita
pasti pernah merasakan yang sangat berkesan dalam arti yang positif, dan
terkadang kita tersenyum ketika mengingatnya kembali. Lalu bagaimana jika yang
berkesan itu merupakan harapan dan cita-cita kita selama ini, maka kita pasti mengganggapnya
bahwa itu adalah kesuksesan walupun orang-orang di sekitar kita menganggap
bahwa itu biasa-biasa saja bagi mereka. Dan terkadang juga kita menganggap
biasa namun di sisi lain mereka menganggap bahwa itu merupakan kesuksesan dan
pencapaian yang luar biasa. Maka kesuksesan itu relatif, tergantung dari
paradigma dan kondisi seseorang yang mengalaminya. Setiap orang berbeda cara
merasakan dan memberikan arti dari kesuksesan itu.
Beranjak
dari itu saya akan menguraikan pengalaman berkesan dalam hidup saya yang
merupakan suatu kesuksesan bagi saya. Selama ini ada beberapa kesuksesan yang
pernah saya capai walau sebagian orang menggapnya itu bukan kesuksesan, yaitu;
dulu saya sangat berharap bisa mengaji dan mengkhatamkan Alquran dan
alhamdulillah saya bisa, sejak SMP saya mengikuti lomba cerdas-cermat dan lolos
sampai tingkat kabupaten, peringkat pertama sejak kelas VII s.d kelas IX SMP,
lulus UN SMP, lomba cerdas-cermat UUD tingkat provinsi, selalu masuk peringkat
tiga besar di SMA, serta lulus UN SMA.
Dan ada satu lagi kesuksesan yang baru-baru saya capai sekaligus merupakan Kesuksesan
Terbesarku yang tercapai untuk saat ini yaitu bisa mengenyam Pendidikan
di bangku kuliah dan menjadi sarjana.
Mengapa ini saya anggap sebagai kesuksesan terbesarku sampai saat ini
karena sejak SMP saya sangat berharap bisa kuliah dan menjadi sarjana, satelah
itu sejak SMA saya bercita-cita untuk menjadi dosen.
Mungkin
saat ini mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi oleh sebagian orang
menganggapnya hal biasa-biasa saja. Namun kenyataanya itulah kesuksesan
terbesarku saat ini, mangapa tidak..!!? dengan kesarjaan saya, ibu saya pernah
berkata bahwa dia ibaratnya telah naik haji ketika saya menyandang gelar
sarjana. Memang berlebihan namun lagi-lagi itulah kenyataan. Saya adalah anak
kelima dari tujuh bersaudara, kakak saya yang pertama hanya tamatan SMP, kakak
saya yang kedua dan ketiga tidak tamat SD dan kakak saya yang keempat hanya
tamatan SD, sedangkan adik saya yang pertama alhamdulillah sudah kuliah
semester 2 dengan biaya sendiri (kuliah sambil kerja) dan pernah menganggur
selama dua tahun.Salah satu faktornya disebabkan waktu itu saya baru semester
empat dan orang tua tidak mampu membiayai kami berdua untuk kuliah. Kemudian
adik saya yang kedua baru kelas enam SD insya Allah beberapa bulan kedepan
masuk SMP. Maka dari itulah gelar sarja merupakan kesuksesan yang besar bagiku
dan juga keluargaku terutama ibu dan bapak saya.
Selain
itu, saya juga sempat putus sekolah setelah tamat SD selama satu tahun
disebabkan karena minat saya untuk lanjut kurang, kemudian juga faktor
sekolahnya yang jauh dari rumah sekitar 12 km ditambah lagi tidak ada kendaraan
umum. Setelah satu tahun berlalu di desa saya ada sekolah swasta terbuka (SMP Islam
Al-huda) sekarang SMPNegeri 2 Sarjo,karena berkat dorongan orang tua dan
keluarga akhirnya saya mendaftar.Pada saat itu siswanya lumayan banyak ada sekitar
54 orang dan didominasi oleh siswa yang pernah menganggur sekitar 70% termasuk
saya. Namun setelah kelas IX jumlah kami hanya 15 siswa disebabkan sebagian
besar putus di tengah jalan dan kami yang 15 siswa itu menjadi alumni pertama
di sekolah itu serta menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Alhamdulillah..!
Kondisi
sekolah tidak menyurutkanku untuk malas ke sekolah.Dimana sekolah kami waktu
itu hanya empat ruangan, 3 ruang kelas dan satunya kantor, berdinding papan
berjendela kawat, guru kami hanya satu orang yang PNS dari 9 orang guru yaitu
Kepala sekolah, namun mereka semua adalah pahlawan bagiku karena dari sinilah
awalnya semangat saya muncul untuk sekolah dan besar harapan saya waktu itu
untuk bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Sehingga semangat
belajarku juga bertambah alhasil peringkat pertama saya pertahankan sampai
kelas IX dan sempat menjadi ketua OSIS serta terpilih menjadi peserta
cerdas-cermat mewakili kecamatan saya ketingkat kabupaten. Kemudian saya lanjut
SMA di kabupten Polewali Mandar, sebab dulu SMA/ sederajat tidak ada di kampung
hanya di kota yang berjarak sekitar 50 km dari rumah.
Setiap
insan adalah Subjek bagi kehidupannya sendiri sekaligus menjadi Objek bagi
kehidupan orang lain, kesuksesan di dunia ini adalah hidup untuk kehidupan itu
sendiri. Namun hakikat kesuksesan adalah meraih Jannah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar